[Resensi "Brain Washing untuk Beragam Motif"] Mengenal Kedua Sisi Brain Washing


[BLURB] Cuci otak! Mendengar kata ini, pikiran kita langsung tertuju pada tindakan berbahaya, baik terhadap diri yang bersangkutan maupun orang lain. Bahaya cuci otak semakin tegas meneror masyarakat dengan munculnya beberapa kasus, seperti penculikan anak, aksi terorisme, terkuaknya kelompok yang menamakan diri dengan NII (Negara Islam Indonesia), dan entah apa lagi. Cuci otak menjadi senjata super ampuh bagai setiap orang atau kelompok tertentu demi mewujudkan segudang keinginan buruk mereka.
Lantas, apa sebenarnya cuci otak itu? Bagaimana mekanisme cuci otak dilakukan? Apa saja keberhasilan cuci otak itu? Bisakah metode cuci otak ini dijadikan sebagai sarana mencapai berbagai tujuan positif?
Buku ini menjawab secara detail dan ilmiah semua pertanyaan seputar cuci otak. Bersama buku ini, Anda dapat mempraktikkan sendiri cuci otak sebagai metode yang benar-benar ampuh dalam meraih prestasi, kesuksesan, penunjang semangat kerja, pelecut semangat dan motivasi kerja, penanaman mental, serta segala hal yang positif lainnya.
Hebatnya lagi, buku ini memuat sejumlah trik menghindari pengaruh cuci otak negatif, mengenali tanda-tanda orang yang terkena pengaruh cuci otak, dan dan menyembuhkan korban cuci otak. Jadi, miliki sekarang juga buku yang benar-benar komplet ini.
Selamat membaca!
--------
Judul            : Brain Washing untuk Beragam Motif
Penulis         : Abdul Waid
Penerbit       : FlashBooks (Diva Press Group)
Cetakan        : I/Maret 2012
Ukuran         : 14 x 20 cm
Tebal            : 179 halaman
Kertas          : HVS, Soft cover
ISBN            : 978-602-191-256-0
Harga           : Rp 30.000,-

Brain Washing atau cuci otak sebenarnya telah dikenal sejak era sebelum perang dunia ke-2. Pada masa itu, cuci otak digunakan sebagai pelecut semangat kemiliteran. Pada zaman sekarang, cuci otak mengalami banyak perluasan fungsi dan tujuan. Ibarat mata uang, cuci otak kini memiliki dua sisi yang melambangkan tujuan masing-masing; sisi negatif dan sisi positif.
Cuci otak untuk tujuan negatif telah banyak kita temui di masyarakat. Namun cuci otak untuk tujuan positif belum pernah dengar, bukan? Memang, selama ini paradigma masyarakat tentang kata “cuci otak” sangat negatif. Ibaratnya, cuci otak adalah sebuah proses untuk “mencuci” memori pada otak. Sebagaimana lazimnya mencuci, tujuannya adalah menghilangkan sesuatu. Entah itu noda atau apa pun. Cuci otak dalam benak masyarakat seperti itu. Menghilangkan ingatan masa lalu untuk dimasuki ingatan yang baru.
Tidak sepenuhnya salah, juga tidak sepenuhnya benar. Cuci otak adalah pembentukan paradigma, cara berpikir, atau keyakinan yang berbeda dari sebelumnya. (hlm. 13) Jadi, bukannya menghilangkan paradigma lama, tapi mengubah paradigma lama itu menjadi sesuatu yang salah, lalu paradigma baru yang ditanamkan brain washer (pelaku cuci otak) kepada brain washee (orang yang dicuci otak) benar secara mutlak.
Dengan demikian, cuci otak tentu dapat digunakan untuk menanamkan paradigma-paradigma positif. Buku ini menunjukkan bukti bahwa cuci otak untuk tujuan positif itu ada. Di antaranya, untuk peningkatan profesionalisme militer, kegiatan orientasi sekolah, pelatihan pekerjaan, dll.
Selain itu, yang paling saya suka dari buku ini, penulis juga memberikan tips cara menghindari cuci otak untuk tujuan negatif. Mengenali kunci keberhasilan cuci otak adalah salah satu cara untuk menangkalnya. Suasana hati, tekanan pada batin, dan sikap yang dimiliki, itulah kuncinya. Secara lengkap dan tuntas, buku ini akan membekali pembaca dengan kiat-kiat praktis menggunakan brain washing secara positif dan terhindar dari brain washing untuk tujuan negatif.
Akan tetapi, sangat disayangkan buku ini tidak mencantumkan biodata Abdul Waid selaku penulis. Padahal, sangat penting untuk mencantumkan profil penulis dalam buku ilmiah semacam ini. Sebab pembaca perlu tahu, sejauh mana profesionalitas penulis dalam bidang yang dikajin dan ditulisnya. Apakah Abdul Waid memang ahli dalam psikologi, ataukah ia menulis buku ini hanya karena suka. Pembaca perlu tahu.
Selebihnya, buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh siapa pun. Segala usia. Khususnya para remaja dan mahasiswa. Sebab, kalangan merekalah yang paling rawan menjadi target pencucian otak, terutama untuk tujuan negatif. Semoga bermanfaat. (*)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

1 komentar:

komentar
9 Maret 2016 pukul 19.02 delete

wisihhh akhirnya diresensi juga. hhhee
sippp tulisannya, mas :D

Reply
avatar

Jangan lupa tinggalkan komentar kalian, ya.
Terima kasih banyak untuk kunjungannya. :-)